ISLAMBUZZ.ID- Status apakah Latiao halal atau tidak, bahkan haram dan mengandung babi, hanya bisa dipastikan dengan melihat komposisi Latiao.
Latiao memiliki rasa pedas yang kuat dan umumnya digemari oleh orang-orang yang menyukai makanan pedas. Camilan ini dapat ditemukan dalam berbagai varian, seperti latiao dengan rasa pedas ekstra, latiao dengan tambahan bumbu keju, atau latiao dengan rasa manis-pedas.
Selain itu, beberapa varian juga menggunakan bahan dasar lain seperti ikan atau daging untuk membuat camilan yang lebih beragam.
Komposisi Latiao
Komposisi bumbu yang digunakan dalam Latiao dapat bervariasi tergantung pada merek dan jenisnya. Namun, beberapa bahan umum yang mungkin digunakan dalam bumbu Latiao antara lain:
- Cabai: Cabai merah atau cabai bubuk sering digunakan untuk memberikan rasa pedas pada Latiao.
- Minyak: Minyak nabati atau minyak wijen digunakan untuk memberikan kelembutan dan citarasa pada Latiao.
- Garam: Garam digunakan sebagai bahan penyeimbang rasa dan pengawet.
- Bawang putih: Bawang putih dapat memberikan aroma dan rasa yang khas pada Latiao.
- Bumbu tambahan: Beberapa merek Latiao juga dapat menggunakan bumbu tambahan seperti monosodium glutamat (MSG), rempah-rempah, atau bahan tambahan lainnya untuk memberikan rasa dan aroma yang lebih kompleks.
Perlu dicatat bahwa komposisi tepat dari Latiao dapat bervariasi antara merek yang berbeda dan dapat mengandung bahan-bahan tambahan yang tidak tercantum di atas.
Dari segi komposisi, Latiao tidak mengandung babi maupun minyak babi. Latiao juga tidak mengandung unsur-unsur haram lainnya yang dilarang oleh agama Islam.
Titik Kritis Halal Latiao
Namun untuk memastikan apakah Latiao halal atau haram, kita tidak bisa sekadar memastikan komposisinya saja dari kasat mata.
Walaupun berbahan baku nabati, namun ternyata ada beberapa bahan baku Latiao viral yang perlu kita cermati. Apa saja yang menjadi titik kritis di balik kelezatan si pedas latiao?
Pertama, gula sebagai penambah rasa. Titik kritisnya terletak pada proses pemutihan yang kerap menggunakan karbon aktif.
Kedua, minyak. Pada umumnya, minyak berasal dari tumbuhan meski kadang bisa menggunakan minyak hewan untuk memberikan rasa dan aroma yang menggoda.
Ketiga, penggunaan penyedap rasa. Ada aneka pilihan penyedap rasa yang dapat digunakan, seperti Monosodium Glutamat (MSG) dan Sodium Inosinate dan Guanylate (I+G). Keduanya merupakan produk mikrobial hasil fermentasi. Media pertumbuhan bakteri penghasil kedua senyawa ini harus dipastikan terbebas dari bahan najis.
Sayangnya, pencarian produk halal di website LPPOM MUI tidak menemukan sama sekali latiao yang disertifikasi halal. Sesuai penjelasan diatas, tidak mudah bagi orang awam untuk memastikan kehalalan latiao hanya dari pemeriksaan kandungan bahan.
Meski demikian, kita tidak perlu khawatir karena masih banyak camilan viral lain yang sudah bersertifikat halal.***
